Maha Gotra Pasek Sanak Sapta Resi "Pasek Dukuh Bunga Asahduren": Unesco tetapkan “Subak” sebagai Warisan Dunia

Kamis, 31 Mei 2012

Unesco tetapkan “Subak” sebagai Warisan Dunia

Budaya Subak Bali akhirnya berhasil ditetapkan sebagai warisan dunia oleh Unesco. Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan mengapresiasi ditetapkannya Subak Bali setelah setelah perjuangan selama 12 tahun. “Satu lagi kabar gembira bagi bangsa Indonesia, Bali Culture Landscape ( Budaya Subak Bali) sebagai cermin Tri Hita Karana baru saja disetujui untuk ditetapkan sebagai warisan dunia Unesco,” Wamenbud, Windu Nuryanti, Minggu (20/5/2012).

Windu menyampaikan rasa terima kasih kepada masyarakat dan semua yang mendukung budaya Bali tersebut sebagai warisan budaya dunia. “Terima kasih atas semua dukungannya,”ujarnya. Sesuai jadwal Unesco akan menetapkan Bali Culture Landscape ( Budaya Subak Bali) sebagai cermin Tri Hita Karana sebagai warisan dunia Unesco pada 20 Juni mendatang di St Pittersburgh Rusia. Di seluruh Bali, terdapat tak kurang dari 1274 Subak. Semuanya didasari oleh ajaran Tri Hita Karana yang mengajarkan agar setiap orang selalu mengupayakan keseimbangan antara pengabdian manusia kepada Tuhan (Parahyangan) dengan pelayanan mereka terhadap sesame manusia (Pawongan), serta kecintaan merawat alam lingkungan (Palemahan) agar tetap lestari. 
Sistem irigasi Subak mempunyai fasilitas fisik yang mirip dengan fasiitas irigasi yang dimiliki oleh system irigasi lain. Protitipe sistem fisik subak antara lain terdiri atas:
- empelan (bendungan) yang berfungsi sebagai bangunan pengambilan air dari sumbernya
- aungan (terowongan)
- telabah (saluran primer)
- tembuku aya (bangunan bagi primer)
- telabah gede (saluran sekunder)
- tembuku gede (saluran bagi sekunder)
- telabah pemaron (saluran tersier)
- tembuku pemaron (bangunan bagi tersier)
- telabah penyahcah (saluran kuarter)
- tembuku penyahcah (bangunan bagi kuarter) terdiri dari penasan untuk sepuluh anggota (kanca)
- tembuku pengalapan (bangunan pemasukan air individual)
- talikunda (saluran individual)
Subak juga mempunyai beberapa bangunan pelengkap seperti penguras (flushing), pekiuh (over flow) dan petaku (bangunan air terjun). Abangan (talang) juga umum ditemui pada subak. Demikian juga jengkawung (gorong-gorong). Umumnya Subak mempunyai saluran pembuangan khusus. Air buangan dari satu petak sawah akan disalurkan kembali ke saluran irigasi. Di samping fasilitas yang secara langsung digunakan untuk kepentingan irigasi, Subak juga mempunyai fasilitas upacara keagamaan berupa pura subak dengan berbagai tingkatan. Pura Subak yang paling umum adalah Pura Bedugul. (ard/int) Sumber

Tidak ada komentar:

Posting Komentar