Banten Sebagai Penguatan Konsep Hidup
BANTEN merupakan visualisasi dari ajaran
tattwa dan susila Hindu yang memiliki tujuan mengarahkan, menuntun
manusia guna tumbuhnya sifat-sifat yang mulia dalam diri. Oleh sebab
itu apa yang ada dibalik banten itu ternyata sangat kaya akan konsep
hidup yang bersifat universal, yang
wajib diimplementasikan dalam kehidupan
sehari-hari, misalnya: Banten Peras, Banten ini lambang perjuangan
hidup dan doa untuk mencapai kesuksesan (Prasiddha) dalam kehidupan
ini.
Sebagai manusia normal kesuksesan dalam hidup merupakan
dalam meraih sukses tersebut. Dalam Banten Pras kesuksesan itu
digambarkan dengan jelas sekali dinyatakan : ” Pras Ngaranika Prasiddha
Tri Guna Sakti “, artinya Pras namanya adalah sukses (Prasiddha)
dengan kuatnya Tri Guna. Tri Guna itu adalah Sattwam, Rajas dan Tamas.
Apabila ketiga Guna ini berada pada struktur dan komposisi yang idial,
maka ia akan menjadi kekuatan luar biasa untuk mengantarkan seseorang
menuju pada kesuksesan hidup. Struktur dan komposisi idial yang
dimaksud adalah apabila guna Sattwam menguasai guna Rajas dan guna
Tamas. Dalam Banten Pras ketiga guna ini disimbulkan dengan benang,
uang dan beras. Benang sebagai lambang Sattwam, Uang sebagai lambang
Rajas, dan Beras sebagai lambang Tamas.
Banten Penyeneng melambangkan konsep
hidup yang berkeseimbangan, dinamis dan produktif. Hidup yang seimbang
mengandung suatu arti bahwa tujuan hidup ini harus diselaraskan antara
kebutuhan jasmani (material) dengan kebutuhan rokhani, dinamis
mengandung arti bahwa dalam hidup ini manusia diwajibkan untuk tidak
henti-hentinya mengejar kemajuan dan produktif artinya senantiasa
berkarya atau mencipta yang patut diciptakan, memelihara yang patut di
pelihara dan meniadakan sesuatu yang patut ditiadakan. Visualisasi dari
konsep hidup yang tiga ini diwujudkan dengan bentuk sampian yang
beruang tiga. Dalam usaha membangun konsep hidup ini maka manusia
hendaknya memiliki pandangan yang benar. Benar dalam arti dilandasi
oleh kesucian bathin. Kesucian bathin akan muncul manakala telah
lenyapnya sifat-sifat negatif dalam diri. Dengan demikian barulah benih
kesucian dapat disemaikan. Hal ini divisualisasikan dalam bentuk
sarana yang disebut segawu tepung tawar dan beras.
Banten Tulung adalah suatu banten dengan
tiga kojong yang berisi nasi dan lauk pauk dan rerasmen. Makna dari
banten tulung ini adalah bahwa hidup ini saling memiliki ketergantungan
antara manusia dengan manusia, manusia dengan binatang, manusia dengan
tumbuh-tumbuhan. Ini menggambarkan manusia disamping sebagai makhluk
individu juga berdimensi sebagai makhluk social. Ciri makhluk sosial
adalah memiliki kemampuan untuk bekerja sama dengan semua komponen yang
hidup di muka bumi ini.
Banten Sesayut adalah suatu banten yang
melambangkan perjuangan hidup manusia untuk meraih kesejahteraan dan
kebahagiaan dalam hidup yang disebut ayu. Kesejahteraan dan kebahagiaan
hidup ini tidak dapat diwujudkan sekaligus, melainkan diraih dengan
cara bertahap sesuai bentuk alas dari sesayut itu yang berbentuk bulat
maiseh. Oleh karena itu dalam wujud apa kesejahteraan dan kebahagiaan
itu dimohonkan disesuaikan jenis sesayut atau tebasan yang ada. Itu
sebabnya banyak ditemui jenis sesayut yang masing-masing mempunyai
pengharapan yang mengkhusus.
Banten Dapetan adalah suatu banten yang
memiliki makna untuk mencari, pengembangan kebajikan sehingga apa yang
kita warisi baik dalam kehidupan ini maupun kehidupan yang akan datang
merupakan proses karma kita dimasa lampau maupun karma dimasa kini.
Untuk napet (mewarisi) yang baik manusia wajib pengembangan, serta
menyemai kebajikan itu kepada semua orang dengan selalu berpegang
kepada Satya. Jika hal ini senantiasa dilembagakan niscaya akan dipetik
hasil atau buah yang baik.
Hal ini divisualisasikan dengan beras
(bija) yang dicampur bunga kamboja atau cempaka (sesarik) sebagai
lambang benih yang harus disemaikan, serta benang sebagai lambang
kebenaran. Hal ini harus dikembangkan kesegala penjuru yang
dilambangkan oleh alas sesarik yang berdimensi ke delapan penjuru mata
angin. Dan masih banyak banten-banten lain yang merupakan
pengejewantahan dari kebenaran ajaran Weda. **
Tidak ada komentar:
Posting Komentar